Etika periklanan di Indonesia diatur dalam Etika Pariwara Indonesia (EPI). Versi yang teranyar ialah amandemen 2020. Sebagai tidak benar satu ketentuan penting, etika periklanan berkenaan bersama dengan kewajaran nilai serta kejujuran dalam sebuah iklan. Oleh sebab itu, para pekerja atau pemasang iklan hendaknya menjunjung dan menerapkan etika tersebut. Apa itu etika periklanan?
Secara umum, etika periklanan bisa disimpulkan sebagai kumpulan ketetapan normatif yang berkenaan bersama dengan profesi serta usaha di bidang periklanan yang sudah disepakati bersama, dan hendaknya diterapkan dalam menjalankan usaha periklanan dengan Advertising agency jakarta .
Etika berbeda bersama dengan hukum. Karena etika lebih mengarah pada kode etik yang dibuat oleh suatu organisasi tertentu, dan perlu diikuti oleh individu atau grup yang tergabung di dalamnya.
Menurut Yuni Mogot Prahoro dalam buku Manajemen Surat Kabar:
Paduan Ilmu, Pengetahuan, Seni, Nurani, dan Intuisi (2021), iklan tidak bisa dipisahkan berasal dari etika, sebab iklan perlu membuktikan kebenaran dan kejujuran. Dalam penerapannya, etika periklanan tidak membenarkan sebuah kebohongan, sebab obyek utama iklan ialah sebagai sarana informasi.
Maka berasal dari itu, diperlukan pemeriksaan ketat untuk jauhi iklan yang tidak cocok bersama dengan nilai etika dan moral. Inilah yang jadi tidak benar satu manfaat utama etika periklanan. Etika periklanan di Indonesia Etika periklanan di Indonesia diatur dalam Etika Pariwara Indonesia (EPI), versi teranyar amandemen 2020, yang diterbitkan oleh Dewan Periklanan Indonesia.
Etika Pariwara Indonesia disusun untuk mengatur sikap dan langkah berperilaku para pebisnis periklanan, terlebih organisasi yang tergabung dalam Asosiasi Anggota Dewan Periklanan Indonesia. Pedoman EPI ini juga jadi rujukan dalam segala upaya penegakan tabiat atau ketentuan yang berkenaan bersama dengan periklanan, baik secara internal maupun eksternal.
Gambaran isi Etika Pariwara Indonesia (EPI) Amandemen 2020 Dalam Etika Pariwara Indonesia (EPI) Amandemen 2020 dijelaskan sejumlah poin perihal periklanan. Berikut penjelasan singkatnya:
Definisi iklan, iklan korporat, iklan layanan masyarakat, iklan product pangan, iklan nirkomesial, iklan komersial, iklan spot, iklan televisi waktu-blokiran, dan lain sebagainya. Definisi perihal segala perihal yang berkenaan bersama dengan periklanan, layaknya fotografer, anak, balita, bayi, konsumen, khalayak, media, lembaga penegak etika, dan lain-lain. Tata krama berkenaan isi iklan, bahasa, tanda asteris, pencantuman harga, garansi, janji pengembalian uang, agama serta budaya, rasa was-was dan takhayul, kekerasan, dan seterusnya.
Pembagian ragam iklan, pada lain minuman keras, rokok dan product tembakau, obat-obatan, product pangan, vitamin, mineral, dan suplemen, product peningkat kemampuan seks, kosmetika serta product perawatan tubuh, dan lain sebagainya. Kriteria pemeran iklan yang mencakup anak-anak, perempuan, jender, pejabat negara, tokoh agama, anumerta, pemeran sebagai duta merk (brand ambassador), orang bersama dengan kebutuhan spesifik (difabel), tenaga profesional, pemeran yang serupa tokoh nasional atau internasional, pemeran lainnya, hewan, serta tokoh animasi.
Ketentuan wahana iklan, yakni sarana cetak, elektronik, radio, bioskop, sarana luar-griya, sarana daring, layanan pesan singkat, promosi penjualan, pemasaran atau penjualan langsung, perusahaan basis data, penajaan (sponsorship), gelar wicara (talk show), periklanan informatif, pemaduan produk, penggunaan data riset, subliminal, dan subvertensi (subvertising).