Film ini merupakan sekuel film sebelumnya yang sukses di pasaran yaitu Merah Putih. Film sebelumnya menceritakan perjuangan 4 perwira muda yang baru saja lulus dari akademi militer yaitu Amir, Tomas, Marius dan Dayan pada tahun 1947.
Genre : Action
Sutradara : Yadi Sugandi, Conor Alyyn
Pemain : Donny Alamsyah, Rahayu Saraswati,Lukman Sardi,T. Rifnu Wikana, Atiqah Hasiholan, Darius Sinathrya, Aryo Bayu, Rudy Wowor
Produksi : Margate House Film
Tanggal rilis : 8 September 2010
Durasi : 100 menit
Link film : Nontondrama.me
Pada saat itu Belanda masih terus melakukan serangan militer ke wilayah Indonesia karena Belanda belum rela melepaskan Indonesia sebagai jajahannya walaupun Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Nasib sial menimpa Amir dan kawan-kawan karena ketika merayakan kelulusan bersama teman-teman seangkatannya, datang serangan tentara Belanda secara mendadak. Seluruh perwira muda yang baru saja dilantik tewas dan hanya tersisa Amir, Tomas, Marius dan Dayan.
Walaupun hanya berempat, Amir dan kawan-kawan tetap bertekad melanjutkan perjuangan melawan penjajah Belanda. Akhirnya perjuangan Amir dan kawan-kawan membuahkan hasil, dengan dibantu penduduk setempat, Amir dan kawan-kawan berhasil menyergap konvoi pasukan Belanda yang mengangkut bahan bakar sekaligus menangkap pemimpinnya yaitu Mayor Van Gaartner.
Pada film Darah Garuda ini, Amir dan kawan-kawan menggunakan Mayor Van Gaartner sebagai sandera untuk membebaskan Melati (istri Amir) dan Senja (kakak Surono, teman seangkatan Amir dan kawan-kawan di akademi militer) yang ditawan Belanda dan menjalani kerja paksa di perkebunan kopi.
Setelah melalui pertempuran yang seru, Amir dan kawan-kawan berhasil membebaskan wanita-wanita yang mereka sayangi itu. Setelah itu, Amir dan kawan-kawan melanjutkan perjalanan di hutan yang ada di kawasan Jawa Barat itu untuk mencari pasukan Jendral Sudirman.
Walaupun sempat dikira mata-mata dan sempat juga terlibat baku tembak, Amir dan kawan-kawan bertemu 2 anak buah Jendral Sudirman yaitu Sersan Yanto dan Prajurit Budi.
Terkesan dengan prestasi tempurnya, Amir dan kawan-kawan diangkat sebagai pasukan khusus Jendral Sudirman. Amir diberi pangkat kapten sedangkan Tomas, Marius dan Dayan diberi pangkat Letnan.
Tetapi setelah itu Amir dan kawan-kawan mendapat tugas yang sangat berat yaitu menghancurkan lapangan udara Angkatan Udara Belanda yang baru saja dibangun.
Keesokan harinya Amir, Tomas, Marius dan Dayan beserta pasukannya (termasuk Sersan Yanto dan Prajurit Budi) berangkat ke Lapangan Udara Belanda dengan naik mobil, ikut juga Senja yang walaupun wanita tetapi bersikeras ikut bertempur.
Tetapi sepertinya ada pengkhianat yang membocorkan rahasia tugas mereka karena dalam perjalanan, Amir dan pasukannya dihadang pasukan Belanda yang dipimpin lagi oleh Mayor Van Gaartner.
Hampir seluruh pasukan Kapten Amir tewas dan hanya tersisa 6 orang yaitu Kapten Amir sendiri, Letnan Tomas, Letnan Marius,Sersan Yanto, Prajurit Budi dan Senja. Letnan Dayan memang masih hidup tetapi terluka parah dan ditawan pasukan Belanda.
Untuk mengecoh pasukan Belanda, Sersan Yanto meneruskan perjalanan naik mobil sedangkan Kapten Amir dan anak buahnya yang lain meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki di hutan. Diharapkan pasukan Belanda akan mengejar Sersan Yanto dan membiarkan Kapten Amir dan anak buahnya. Taktik itu berhasil.
Tetapi di hutan nasib sial kembali menghadang. Kapten Amir dan anak buahnya ditangkap oleh orang-orang Indonesia yang memberontak karena ingin mendirikan Negara sendiri yaitu Tentara Islam Indonesia yang berniat mendirikan Negara Islam Indonesia.
Untunglah Tentara Islam Indonesia itu tidak begitu merepotkan Kapten Amir karena pemimpin mereka yaitu seorang Kyai membebaskan Kapten Amir dan anak buahnya tetapi dengan syarat Kapten Amir dan anak buahnya harus bisa meledakkan markas besar pasukan Belanda dengan bom yang berhasil dirampas Tentara Islam Indonesia dari pasukan Belanda.
Kapten Amir tentu saja menyetujui tawaran Kyai itu.