PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) siap menggerakkan mandat berasal dari Pertamina untuk lakukan gasifikasi 52 Pembangkit Listrik PLN dalam rangka menunjang kelistrikan nasional.
Hal ini sesuai bersama dengan HoA yang sudah ditandatangani oleh Pertamina dan PLN terhadap 27 Fabruari 2020, di mana Pertamina sudah menunjuk dan menugaskan PGN sebagai subholding gas untuk penyediaan pasokan dan infrasruktur LNG untuk pembangkit listrik PLN dan berjalan efisien menjadi Februari 2020.
Dengan kekuatan dalam mengembangkan infrastruktur dan mengelola 96 prosen infrastruktur hilir gas bumi, PGN group sudah mengembangkan Small Scale LNG yang sanggup digunakan untuk memasok demand kelistrikan.
Rachmat menegaskan bahwa PGN percaya sanggup menunjang pemerintah dalam peningkatan pemakaian gas bumi di sektor pembangkit yang akan menaikkan efisiensi memproduksi listrik. Sesuai Kepmen 13/2020, keseluruhan kapasitas pembangkit yang akan dicapai sebesar 1697 MW bersama dengan indikatif volume gas sebesar 167 BBTUD.
Mengingat obyek implementasinya diharapkan rampung dalam saat 2 tahun ke depan, maka PGN akan lakukan penyediaan infrastruktur LNG bersama dengan ongkos investasi yang dibutuhkan diperkirakan sebesar USD2,5 Milyar.
Terdapat sebagian tahapan yang akan dilalui dalam implementasi Kepmen ini. Tahap quick win ditargetkan sanggup terealisasi terhadap tahun 2020 bersama dengan salah satunya gunakan ISO Tank untuk mencukupi kapasitas pembangkit sebesar 588 MW bersama dengan indikatif volume gas sebesar 49.12 BBTUD untuk Krueng Raya, Nias, Tanjung Selor (Kalimantan Timur), Gilimanuk, Sorong dan Jayapura.
“Untuk lokasi lainnya seperti Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, Papua Utara, Sulawesi dan Maluku, saat ini sudah memasuki fase langkah advance di mana Pembangkit dalam langkah konstruksi, komisioning, dan beroperasi,” terang Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis, Syahrial Mukhtar.
Sedangkan untuk lokasi Maluku Utara dan Papua Selatan saat ini sudah memasuki fase Kajian bersama dengan bersama dengan PLN.
Kepmen 13/2020 tentang penugasan ini, sekaligus sanggup jadi modal untuk memperkuat peran Pertamina lewat PGN Group dalam mangakselerasi pembangunan dan pengembangan infrastruktur LNG, seperti portofolio Pertamina Group di FSRU Lampung, FSRU Jawa Barat, Arun dan Bontang sertifikasi bnsp.
Selain itu, saat ini sedang dalam proses penyelesaian Terminal LNG Teluk Lamong di Jawa Timur yang ditargetkan sanggup merawat ketahanan pasokan gas.
Syahrial berharap, langkah strategis ini sanggup memperkuat peran subholding gas dalam melayani keperluan gas bumi semua sektor dan mewujudkan mimpi Indonesia untuk meraih bauran daya nasional.
“Kedepan, PGN punya motivasi yang tinggi untuk bekerja sama bersama dengan semua stakeholder agar sanggup merawat ketahanan daya domestik dan membangun infrastruktur gas bumi agar sanggup menaikkan perekonomian nasional yg saat ini terdampak keadaan global,” imbuhnya.